Kita bisa saja ada di dalam pertunjukan
kembang api yang maha besar di tahun 2012. Matahari akan mendekati
puncak dari siklus 11-tahun, yang disebut "solar maksimum", sehingga
kita akan menyaksikan banyak aktivitas matahari. Beberapa prediksi
memperkirakan solar maksimum dari Solar Cycle 24 lebih energik daripada
solar maksimum terakhir dalam 2002-2003. Menurut salah satu dari banyak
skenario hari kiamat kita telah disuguhi ramalan suku Maya tentang
"akhir dunia" pada tahun 2012, skenario ini sebenarnya berdasarkan
beberapa ilmu pengetahuan. Mungkin ya, ada beberapa korelasi antara
siklus matahari 11-tahunan dan siklus waktu dilihat dalam kalender Maya,
peradaban kuno ini mungkin faham bagaimana magnet matahari menjalani
perubahan polaritas setiap dekade. Selain itu, teks agama (seperti
Alkitab) mengatakan bahwa kita ada untuk hari penghakiman, melibatkan
banyak api dan belerang. Jadi, sepertinya kita akan terpanggang hidup
hidup oleh bintang terdekat kita pada 21 Desember 2012!
Gabungan dari beberapa
gambar solar flares di matahari. Kredit foto: JAXA
Img source http://www.nasa.gov/mission_pages/solar-b/solar_009.html
Img source http://www.nasa.gov/mission_pages/solar-b/solar_009.html
Peristiwa
cuaca di ruang angkasa yang paling serius dalam sejarah terjadi pada
1859. Hal ini dikenal sebagai peristiwa Carrington, setelah astronom
amatir Inggris, Richard Carrington, yang pertama kali mencatat
penyebabnya: "dua bidang cahaya yang luar biasa terang dan putih"
berasal dari kelompok sunspots (noktah pada matahari) yang besar.
Peristiwa Carrington terdiri dari delapan hari cuaca ruang angkasa
yang parah. Ada sejumlah saksi mata dari aurora yang menakjubkan, bahkan
di garis lintang khatulistiwa. Dunia telegrap mengalami gangguan
jaringan yang parah, dan magnetometer Victoria bahkan melampaui skala.
Pada
jam 11:18 pada Kamis pagi yang cerah, 1 September 1859, pria 33 tahun,
Richard Carrington- salah satu dari solar astronomer Inggris ternama
yang sudah dikenal luas-sedang berada di observatorium pribadinya.
Seperti biasa pada setiap hari cerah, teleskopnya memproyeksikan gambar
matahari selebar 11inci pada layar, dan Carrington dengan cakap
menggambar sunspots yang dia lihat.
Pagi itu, ia menangkap
seperti sebuah kelompok sunspots yang besar. Tiba-tiba, didepan mata,
dua manik-manik cahaya putih cemerlang yang membutakan muncul di atas
sunspots, intensif dengan cepat, dan sesuatu yang bebentuk ginjal.
Menyadari bahwa ia menyaksikan sesuatu yang belum pernah terjadi
sebelumnya dan "agak bingung dengan kejutan itu," Carrington kemudian
menulis, "Aku berlari tergesa-gesa untuk memanggil seseorang untuk
menyaksikan pertunjukan itu bersamaku. Ketika kembali dalam waktu 60
detik, saya dibuat malu karena ia sudah banyak berubah dan melemah. "Dia
dan saksi yang melihat berkas bintik-bintik putih untuk sekedar
menunjukkan lalu menghilang. Saat itu jam 11:23 pagi. Hanya lima menit
berlalu.
Sebelum fajar pada hari berikutnya, langit di seluruh
planet bumi meledak ledak merah, hijau, dan aurora ungu begitu
cemerlang sehingga koran pun dapat dengan mudah dibaca sebagaimana di
siang hari. Bahkan, aurora yang menakjubkan itu berdenyut bahkan di
dekat garis lintang tropis di atas Kuba, Bahama, Jamaika, El Salvador,
dan Hawaii.
Bahkan yang lebih menguatirkan, sistem telegrap di
seluruh dunia menjadi berantakan. Operaror telegrap yang kaget karena
lompatan bunga api pada colokan dan menyebabkan kertas telegrap terbakar
api. Bahkan ketika telegraper memutuskan jalur tenaga batere, aurora
menginduksi arus listrik pada kabel kabel jalur pesan yang akan dikirim.
"Apa yang telah Carrington lihat adalah cahaya putih-suar solar
(ing:solar flare), sebuah ledakan magnetis pada Matahari," jelas David
Hathaway, ahli fisika matahari yang memimpin tim di NASA's Marshall
Space Flight Center di Huntsville, Alabama.
Kini kita tahu bahwa
solar flare sering terjadi, terutama pada saat noktah matahari mencapai
puncak. Kebanyakan sunspot (noktah matahari) berakhir dengan melepaskan
sinar-X (direkam oleh teleskop X-ray di ruang angkasa) dan radio noise
(direkam oleh teleskop radio di ruang angkasa dan di bumi). Bagaimanapun
juga di hari di mana Carrington menyaksikan solar flare, belum ada
satelit X-ray atau radio teleskop. Tidak ada seorangpun yang tahu
keberadaan solar flare sampai September pagi ketika super-flare muncul
dengan amat terang sehingga menandingi kecerahan matahari itu sendiri.
"Jarang
ada orang yang dapat melihat sesuatu yang cerah dari permukaan
matahari," kata Hathaway. "Butuh banyak energi untuk memanaskan
permukaan matahari!"
Solar flare modern yang
direkam 5 Desember 2006, oleh satelit X-ray Imager onboard, NOAA's
Goes-13.
Suar itu sangat kuat hingga merusak instrumen pengambil gambar. Peneliti percaya Carrington's Flare jauh lebih energik daripada yang ini.
Suar itu sangat kuat hingga merusak instrumen pengambil gambar. Peneliti percaya Carrington's Flare jauh lebih energik daripada yang ini.
Ledakan tidak hanya menghasilkan gelombang
cahaya yang terlihat terang, tetapi juga awan raksasa dari partikel
padat dan melepaskan gelombang magnetis-"CME"(Coronal Mass Ejections)
dan melemparkan awan langsung menuju Bumi. Keesokan paginya ketika CME
tiba, ia akan bertabrakan dengan medan magnetik bumi, menyebabkan
gelembung magnetik global yang menyelubungi planet hingga bergetar dan
bergoyang. Peneliti yang menyebut ini sebagai "badai geomagnetik."
Pergerakan medan magnet yang cepat akan menginduksi arus listrik yang
besar yang mengalir melalui saluran telegrap dan mengganggu
telekomunikasi.
"Lebih dari 35 tahun yang lalu, saya mulai
menggambarkan perhatian komunitas fisikawan ruang angkasa kepada flare
di tahun 1859 dan dampaknya pada telekomunikasi," kata Louis J.
Lanzerotti, pensiunan Anggota Staf Teknis di Laboratorium Bell dan saat
ini dia adalah editor jurnal dari Space Weather. Ia menjadi sadar akan
efek dari badai geomagnetic matahari terhadap komunikasi di bumi ketika
terjadi solar flare yang sangat besar pada tanggal 4 Agustus 1972, yang
menghempaskan komunikasi telepon jarak jauh di Illinois. Peristiwa
tersebut, pada kenyataannya, menyebabkan AT & T merancang ulang
power system untuk kabel transatlantik. Flare yang sama pada 13 Maret
1989,membangkitkan badai geomagnetik yang merusak transmisi tenaga
listrik dari stasiun Hydro Quebec di Kanada, membuat sebagian besar
propinsi dan 6 juta orang terjerumus ke dalam kegelapan selama 9 jam;
aurora meginduksi gelombang daya bahkan membuat lumer transformer
listrik di New Jersey. Pada Desember 2005, sinar-X dari badai matahari
mengganggu satelit komunikasi ke bumi dan sinyal navigasi Global
Positioning System (GPS) selama 10 menit. Ini mungkin terdengar remeh,
tetapi seperti yang dicatat oleh Lanzerotti, "Saya tidak akan ingin
berada di pesawat komersial yang sedang dipandu mendarat oleh GPS atau
pada sebuah kapal yang dipandu merapat oleh GPS selama 10 menit itu."
Kelas
flare Carrington yang lain akan mengkerdilkan peristiwa ini. Untungnya,
Hathaway mengatakan, mereka jarang muncul.
"Pada catatan 160
tahun badai geomagnetik, Peristiwa Carrington adalah yang terbesar." Ada
kemungkinan untuk mempelajari bahkan lebih jauh ke masa silam dengan
memeriksa es arktik. "Partikel energik meninggalkan catatan di dalam
inti nitrat es," ia menjelaskan. "Disini kembali peristiwa Carrington
dinobatkan sebagai yang terbesar dalam 500 tahun dan hampir dua kali
lipat besarnya dari runner-up."
Statistik menunjukkan bahwa
Carrington flares adalah peristiwa sekali dalam setengah milenium.
Statistik yang jauh dari solid, bagaimanapun juga, dan Hathaway
memperingatkan bahwa kita belum mengerti flare dengan baik untuk
mengungkap pengulangannya dalam hidup kita.
Lalu apa?
Lanzerotti
mengemukakan bahwa seiring teknologi elektronik yang telah menjadi
semakin canggih dan semakin tertanam ke dalam kehidupan sehari-hari,
mereka juga menjadi lebih rentan terhadap aktivitas matahari. Di Bumi,
jalur listrik dan telepon kabel jarak jauh mungkin akan terpengaruh oleh
arus auroral, seperti yang terjadi pada tahun 1989. Radar, komunikasi
ponsel, dan pesawat penerima GPS dapat terganggu oleh kebisingan solar
radio. Ahli yang telah mempelajari teka teki ini mengatakan hanya
sedikit yang dapat dilakukan untuk melindungi satelit dari flare sekelas
Carrington. Bahkan, baru-baru ini sebuah karya tulis memperkirakan
potensi kerusakan pada lebih dari 900 satelit yang mengorbit saat ini
dapat mencapai biaya antara $ 30 miliar dan $ 70 miliar. Solusi yang
terbaik, mereka berkata: "miliki satelit komunikasi siap luncur.”
Manusia
di ruang angkasa akan bahaya juga. Spacewalking astronot mungkin hanya
punya beberapa menit setelah kilatan cahaya pertama untuk mencari tempat
perlindungan dari partikel energik solar yang mengikuti foton awal
tersebut. Di pesawat ruang angkasa mereka mungkin akan ada cukup
perlindungan; kuncinya adalah; berada di dalam tepat waktu.
Tidak
heran NASA dan badan-badan ruang angkasa lainnya di seluruh dunia telah
melakukan studi dan prediksi prioritas tentang flare. Kini armada
pesawat ruang angkasa tengah memantau matahari, mengumpulkan data
tentang flares besar dan kecil yang akhirnya mengungkapkan apa yang
memicu ledakan. SOHO, Hinode, STEREO, ACE dan lain-lain sudah di orbit
sementara pesawat ruang angkasa baru seperti SDO (Solar Dynamics
Observatory) sedang bersiap diluncurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar